Meracik Makna

“Apapun alasan yang ada, saya memang senang menulis dan saya akan memenuhi keinginan saya untuk tetap menulis. Jika apa yang saya tulis adalah sesuatu yang benar maka alhamdulillah, tetapi jiika tidak maka astagfirullah. (Hasan alBanna)

Senin, 15 Oktober 2012


Bismillahirrahmanirrahim..
Ya Rabb
Aku malu
Entah bagaimana cara menginterpretasi rasa ini
Aku tak kunjung mengerti
Semakin dekat, semakin jauh
Semakin mesra, jarak lebar semakin terasa
Ingin kumenjauh, justru malah semakin dekat

Aku semakin tidak mengerti
Dan aku tak tahan dalam kondisi ini
Waktupun mulai memahamkanku
Nada-nada takdir yang menyatu kian mngharmoni
Naik turun, turun naik dan kadang pula datar tanpa gelombang
Aku mulai belajar tersenyum melalui hati..
Menikmati setiap romansa kata kususun sendiri
Tak bertahan lama
Hati kembali mendung
Semendung wajah ini
Aku seperti orang gila
Bercermin lalu tertawa sendiri
Semakin gila bila sambil mengingat impianku yang tinggi menjulang
Aku tertawa habis-habisan
Aneh memang,
Tapi ini nyata.
Semakin bingung aku,
Semua bercampur menjadi satu,
Semakin gamang,
Semakin tak terarah
Banyak yang belum mampu aku ntuntaskan,
Banyak pekerjaan yang belum kuseleseikan
Semakin malu aku
Malu sekali
Sang pemimpi kok seperti ini.
Aku merasa semakin rendah lagi
Lebih rendah dari anak-anak itu
Action ku mulai tak karuan bentuknya
Action ku mulai tak sepadan dg impianku
Aku semakin aneh dan menrtawai jiwaku yang saat ini terasa hambar
Waduuh, seperti inikah memulai pencapaian itu.
Dari balik jiwa rapuh ini
Ada sebersitb optimism yang kuharap mempu merada kegilaan ini
Kehampaan, dan keberantakan ini
Maluuuuu
Aku mulai malu dengan waktu
Yang setiap detik meninggalkanku
Aku ingat
Dulu pernah kugubah sebuah syair
Judulnya “ingin kutinggalkan waktu”
Namun itu masa lalu
Dan kini optimism itu entah kemana
Tapi masih ada
Ada harapan
Ada tekad
Ada inspirasi
Aku yankin
Tuhan sedang terseyum melihatku
Melihatku yang tak karuan bentuknya
Ya Rabb
Aku kembali
Terimalah peraduanku ini
Aku kembali
Terimalah jiwa hampaku ini
Aku yakin
Impian tergapai
Olehku
Karena-Mu
Karena ini
Janjiku pada kedua Malaikat-Mu
Ayah dan Bundaku.
Aku janji.
Biarlah detik waktu yang akan membuktikannya.
Ya Rabb
Bimbing aku untuk menggapainya
Aku yakin, Engkau lebih dekat denganku dari urat leherku
Itu yang telah kupelajari..
Sampai jumpa kata..
Kita akan bertemu kembali..
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh



0 komentar:

Posting Komentar