TENTANG KITA
Multazam Zakaria
“Akhirnya masa membimbing kita untuk menyulam cinta dan
persahabatan ini, hingga rapi dan eloknya kian terasa di pelupuk mata hati,
meski kadang kusut kembali dalam beberapa nafas waktu. Tapi tetaplah
berterimakasih pada setiap detik yang telah berperan dalam proses penyulaman
ini”
(Multazam Zakaria, Anak Lombok)

Mendarat di bandara Soekarnohatta dg
selamat, tepatnya sekitar jam 23.00 tiba di tanah abang Jakarta, dan sekarang
harus bermalam di rumah seorang karib kakakku di tanah abang.. yeah.. sekitar
pukul 24.00 belum juga mata terpejam.
****
Tepat pukul 03.00 alarm hp berbunyi,
saya langsung ambilo handuk dank e kamar mandi. Selepas itu, ….hingga sebentar
lagi adzan subuh. entah, begitu melihat jam, ternyata sudah pukul 06.00, belum
solat subuh, bisa terlambat nih datang ke sebi.
Segera saya bergegas, ambil wudhu,
sholat, pakai baju rapi, tidak lupa hair oil meski mata masih terlihat
bengkak… hahaaaa.. anak kampung masuk kota. Dengan sabar kutunggu kopaja arah
lebak bulus, lama sekali datangnya. Ah.. menunggu.. terlambat… akhirnya nongol
juga. Berkali-kali saya sms panitia PMB untuk izin terlambat, yang akhir-akhir
ini saya tau namanya, yaitu mbak erna. Yupz.. sampai lebak bulus, naik angkot
lagi….. sampai juga di sebi.
Sayapun segera menuju ruangan kecil
yang dipetak-petak triplek, tepatnya ruang informasi PMB, mengisi beberapa
berkas yang harus diisi sebelum tanda tangan MoU, ah.. polpenku ketinggalan. Saya
coba keluar ruangan dan mencari pinjaman, ada gadis berkacamata sedang duduk
tepat di beranda ruangan, entah namanya siapa, saya belum kenal dia waktu itu…
hingga sekarang wajahnya nampak samar. Apa mungkin ia mpok amee yaa.. ah,
entahlah mungkin saja dia, atau mungkin orang lain. Tapi sepertinya dia. Hahaaa…
Saatnya masuk ruangan, 10, ya ada
sepuluh penerima beasiswa ini, termasuk saya. 8 orang didampingi ibu atau
bapaknya, 1 orang didampingi kakaknya, dan 1 lagi tidak didampingi siapapun,
siapa lagi kalo bukan saya, azam si anak Lombok.. hahaaa… #minder
Meski prosesnya cukup panjang, tapi
akhirnya saya bertemu dengan 22 orang yang luar biasa. Sebutin satu per satu gay
a?? mmmm.. sebutin aja dah..
Rizki Nur Aba, sang ketua kelas yang
punya cita-cita jadi penyanyi hebat dan motivator sosial, orang cukup ganteng,
ramah, dan mengasyikkan. Dia asli garut, tapi mentap di bogor.
Hilman Hakiki, ah.. ni dia nih yang
saya juluki ketua suku di kostan. Orangnya pendiam, tapi asyiik, ga neko-neko,
ganteeeng abis, makanya banyak yang naksir ma orang satu ini, dia asli
pandegelang banten.
Sofik, aduhh, anak cilegon yang jago
masak, orangnya oke banget, bisa enjoy dengan siapa saja, pokoknya lucu banget
deh yang satu ini, dia vokalis marawis, di kostan sering dia bernada syahdu..
hahaaa..

Faiz, ah, pria tampan, berkulit
putih bersih, berbadan tinggi dan tegak. Ganteng abis pokoknya. Pendiam banget,
tapi kadang-kadang lebai juga, dia orang citayam-depok.
Halim, ini nih kalo ngomoong
kadang-kadang pedes, tapi orangnya syik banget, wuiih, apalagi kalo lagi
traktiran.. hahaa..
Rahmi (mpok amee), Imas, wahdah, sa’adah,
the yayah (the nini), syafa, syifa, fitri, iveh, rani, sindi, dita, dyan, dan
kiki.
Yupz.. udah dulu ya… lebih kurang,
tolong dimaafin :0
Salam cinta dan persahabatan,
Multazam zakaria (Lombok)
parah aku gak ada!
BalasHapussorry banget chin, nanti aku tambahkan lahh...
Hapusmasaih kecirimanusianya (lupa) hahaa