Meracik Makna

“Apapun alasan yang ada, saya memang senang menulis dan saya akan memenuhi keinginan saya untuk tetap menulis. Jika apa yang saya tulis adalah sesuatu yang benar maka alhamdulillah, tetapi jiika tidak maka astagfirullah. (Hasan alBanna)

Sabtu, 12 Januari 2013


TENTANG KITA
Multazam Zakaria
“Akhirnya masa membimbing kita untuk menyulam cinta dan persahabatan ini, hingga rapi dan eloknya kian terasa di pelupuk mata hati, meski kadang kusut kembali dalam beberapa nafas waktu. Tapi tetaplah berterimakasih pada setiap detik yang telah berperan dalam proses penyulaman ini”
(Multazam Zakaria, Anak Lombok)













Berawal dari diterimanya saya sebagai penerima beasiswa dari ZIS Indosat, teken kontrak menjadi sebuah kelaziman. Seingat saya , 26 Juni 2012 adalah tanggal yang ditetapkan pihak kampus untuk menyelenggarakan acara tanda tangan kontrak beasiswa. Kampung saya cukup jauh dari lokasi kampus, Lombok-Depok. Namun, bagaimanapun ini adalah nikmat yang tak boleh disia-siakan, sehingga tak ada kata mundur, apalagimenyerah. Perjelanan menuju  depok lumayan seru lah. Siang itu, saya diantar kakak sepupu ke terminal bus. Bermalam di atas laut terasa lumayan nikmat, duduk tepat di beranda depan kapal bersama segelas kopi dan beberapa makanan ringan,melihat bintang bersama suaran taburan ombak yang tak-hentinya berdzikir. Hingga sekitar pukul 14;30 bus sampai di terminal Surabaya, saya lupa namanya. Menelpon dan kirim sms kepada salah seorang teman kakakku yang pernah kuliyah dulu di Surabaya. (Akh) Mas yasin kami memanggilnya. Dan pada hari kedua ini saya harus bermalam di basecamp KAMMI IAIN Sunan Ampel Surabaya, ah, untung saja abangku dulu aktif di organisasi kampus, sehingga tidak sulit untuk cari tumpangan menginap. Yupz, sekitar pukul 13.00 saya harus berangkat ke bandara juanda Surabaya untuk melanjutkan perjalanan ke-jakarta. Tepatnya sekitar jam 16.00 jam yang tertera di keertas tiket pesawat yang ada tanganku. Dintar mas yasin ke bandara, dan tidak telat sedikitpun. Justru harus mneunggu lama karena datangnya terlalu cepat. Ada yang lucu dan menarik saat menunggu. Saya memutuskan mengajak mas yasin untuk meminum kopi di café sekitar bendara, ah saya mengiria kopi paling mahal hingga 15.000an. dompet kayaknya siap. Begitu disodorkan daftar harga, mata terus mencari2 yg paling murah dan tdk ketemu. Yang paling murah tertera 40.000, ah kopi macam apa ini. Setelah dipesan ternyata kosong. Sehingga harus ganti pesanan dengan yang lebih mahal dari itu, yupz, Allah yanga tur rizki, nikmati saja . hahaaaa..
Mendarat di bandara Soekarnohatta dg selamat, tepatnya sekitar jam 23.00 tiba di tanah abang Jakarta, dan sekarang harus bermalam di rumah seorang karib kakakku di tanah abang.. yeah.. sekitar pukul 24.00 belum juga mata terpejam.
****
Tepat pukul 03.00 alarm hp berbunyi, saya langsung ambilo handuk dank e kamar mandi. Selepas itu, ….hingga sebentar lagi adzan subuh. entah, begitu melihat jam, ternyata sudah pukul 06.00, belum solat subuh, bisa terlambat nih datang ke sebi.
Segera saya bergegas, ambil wudhu, sholat, pakai baju rapi, tidak lupa hair oil meski mata masih terlihat bengkak… hahaaaa.. anak kampung masuk kota. Dengan sabar kutunggu kopaja arah lebak bulus, lama sekali datangnya. Ah.. menunggu.. terlambat… akhirnya nongol juga. Berkali-kali saya sms panitia PMB untuk izin terlambat, yang akhir-akhir ini saya tau namanya, yaitu mbak erna. Yupz.. sampai lebak bulus, naik angkot lagi….. sampai juga di sebi.
Sayapun segera menuju ruangan kecil yang dipetak-petak triplek, tepatnya ruang informasi PMB, mengisi beberapa berkas yang harus diisi sebelum tanda tangan MoU, ah.. polpenku ketinggalan. Saya coba keluar ruangan dan mencari pinjaman, ada gadis berkacamata sedang duduk tepat di beranda ruangan, entah namanya siapa, saya belum kenal dia waktu itu… hingga sekarang wajahnya nampak samar. Apa mungkin ia mpok amee yaa.. ah, entahlah mungkin saja dia, atau mungkin orang lain. Tapi sepertinya dia. Hahaaa…
Saatnya masuk ruangan, 10, ya ada sepuluh penerima beasiswa ini, termasuk saya. 8 orang didampingi ibu atau bapaknya, 1 orang didampingi kakaknya, dan 1 lagi tidak didampingi siapapun, siapa lagi kalo bukan saya, azam si anak Lombok.. hahaaa… #minder
Meski prosesnya cukup panjang, tapi akhirnya saya bertemu dengan 22 orang yang luar biasa. Sebutin satu per satu gay a?? mmmm.. sebutin aja dah..
Rizki Nur Aba, sang ketua kelas yang punya cita-cita jadi penyanyi hebat dan motivator sosial, orang cukup ganteng, ramah, dan mengasyikkan. Dia asli garut, tapi mentap di bogor.
Hilman Hakiki, ah.. ni dia nih yang saya juluki ketua suku di kostan. Orangnya pendiam, tapi asyiik, ga neko-neko, ganteeeng abis, makanya banyak yang naksir ma orang satu ini, dia asli pandegelang banten.
Sofik, aduhh, anak cilegon yang jago masak, orangnya oke banget, bisa enjoy dengan siapa saja, pokoknya lucu banget deh yang satu ini, dia vokalis marawis, di kostan sering dia bernada syahdu.. hahaaa..
Sugi, ah namanya sugi. Dia asli lampung, orangnya friendship banget, Pe-De abis kadang-kadang, inget waktu dia sempat digebuk polisi pas demonstrasi pertama kali di depan istana Negara.. hahaaa.. sugi..sugi. abis demo, dia tiba-tiba terkenal sekampus, hebat kan..
Faiz, ah, pria tampan, berkulit putih bersih, berbadan tinggi dan tegak. Ganteng abis pokoknya. Pendiam banget, tapi kadang-kadang lebai juga, dia orang citayam-depok.
Halim, ini nih kalo ngomoong kadang-kadang pedes, tapi orangnya syik banget, wuiih, apalagi kalo lagi traktiran.. hahaa..
Itu dia 6 pria hebat yang saya temui. Yang cewek ada ga, ada lah.. sebutin ga ya? Sebutin aja dah, tapi ga pake deskripsi ya… hahaaa…
Rahmi (mpok amee), Imas, wahdah, sa’adah, the yayah (the nini), syafa, syifa, fitri, iveh, rani, sindi, dita, dyan, dan kiki.
Yupz.. udah dulu ya… lebih kurang, tolong dimaafin :0

Salam cinta dan persahabatan,

Multazam zakaria (Lombok)

Categories:

2 komentar: