Meracik Makna

“Apapun alasan yang ada, saya memang senang menulis dan saya akan memenuhi keinginan saya untuk tetap menulis. Jika apa yang saya tulis adalah sesuatu yang benar maka alhamdulillah, tetapi jiika tidak maka astagfirullah. (Hasan alBanna)

Selasa, 22 November 2011



Abdul Qodir Isa menerangkan dalam kitabnya yang berjudul Haqoiq ‘ani Attasawwuf : “perkawanan dapat memberi kesan yang mendalam terhadap peribadi, budi pekerti serta perjalanan hidup seorang individu. Seorang yang berkawan memperoleh sifat kawannya melalui kesan rohani serta ikutan amali.”
 Orang yang selalu bergaul, selalu dekat bersama orang-orang besar, yang berfikir besar, bercita-cita besar dan memiliki usaha dan semangat yang besar , niscaya ia senantiasa mendapatkan informasi-informasi besar, ide –ide besar, pengetahuan-pengetahuan besar, bahkan indirectly ia akan mampu untuk meniru bahkan mampu melakoninya sebagai orang besar. Asumsi ini tidak sampai membelah kepala kita, (selengkapnya, klik judul)
karena jika kita perhatikan orang yang selalu bergaul dan bergumul  bersama pembuat/penjual minyak wangi. Maka  secara tidak langsung sang penjual ataupun siapa saja yang bergaul dan dekat dengannya akan terkena minyak wangi dan mereka akan menjadi orang-orang yang wangi. Dan sebaliknya orang yang selalu bergaul bersama orang-orang kerdil, maka ia  hanya mendapatkan sms dan pesan-pesan kerdil. Asumsi inipun tak sampai merontokkan rambut kita. Karena jika kita perhatikan orang yang selalu dekat dengan sang pembuat/penjual terasi, maka baik secara langsung atau tidak, secara sengaja atau tidak ia pasti terkena aroma-aroma terasi dan jadilah mereka  orang-orang yang beraroma terasi.
Banyak terjadi kesalahfahaman dalam menanggapi kedua asumsi ini. Sehingga lahirlah sebuah argument yang berbunyi : “ “bagaimana mungkin kita bisa merubah keadan orang kerdil jika kita hanya bergaul bersama orang-orang besar dan kita menjauh dari orang-orang kerdil??????”.
Ingat, kita harus pandai memposisikan diri kita dalam setiap hal. Artinya ketika kita sedang bergaul atau dekat dengan orang-orang besar maka kita harus memposisikan diri kita sebagai orang yang dipengaruhi. Dan sebaliknya jika kita bergaul bersama orang-orang kerdil maka posisi kita harus sebagai orang yang mempengaruhi dan sebagai the agent of change.
Ingat ! orang besar itu tidak hanya berasal dari keturunan berjabat, keturunan/keluarga berpangkat dan berduit. sekali lagi TIDAKKK!!! Mari kita tengok kembali kepada super tauladan kita Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah the first rinking in the world , orang nomer satu di dunia, beliau berasal dari keluarga sederhana, beliau ditinggalkan oleh ayahnya ketika masih dalam kandungan, disusul lagi ibunya wafat ketika ia masih bayi, berumur beberapa tahun ia menggembala kambing, berdagang dll. Namun beliau maju membawa cita-cita besar, dan beliau menggenggam semangat besar dan mengimplimentasikannya dengan usaha yang besar. Maka tidak mengherankan beliau mendapat gelar rahmatan lil’alamin.
kita tidak akan mampu menjadi orang besar jika kita masih bernyali kerdil dan berfolafikir kecil. Kita harus memiliki nyali besar, semangat dan pengorbanan yang besar untuk maju sebagai orang-orang besar. Imam Hasan Al-Banna Dalam kitabnya Menulis “Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan
manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang di jalannya,
semakin bersemangat dalam merealiasasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar