Meracik Makna

“Apapun alasan yang ada, saya memang senang menulis dan saya akan memenuhi keinginan saya untuk tetap menulis. Jika apa yang saya tulis adalah sesuatu yang benar maka alhamdulillah, tetapi jiika tidak maka astagfirullah. (Hasan alBanna)

Selasa, 22 November 2011


PENDAHULUAN
Oleh : Multazam Zakariyya
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. yang menguasai di hari Pembalasan hanya Engkaulah yang Kami sembah dan hanya kepada Egkaulah Kami meminta pertolongan. Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan kepada manusia pilihan dan utusan Allah SWT, yaitu Nabi kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah mampu memimpin, dan menghantarkan ummat islam dari gerbang jahiliyyah menuju gerbang islamiyyah.
Allah SWT telah bercakap-cakap bersama malaikat nya, tentang penciptan khalifah dimuka bumi, sebagaimana termaktub dalam surat al-baqoroh ayat 30:.....(selengkapnya, klik judul)
Artinya:
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah (pemimpin)  di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(2:30
Dari petikan percakapan Allah SWT dengan malaikatnya di atas, bahwa salah satu tujuan penciptan manusia di muka bumi sebagai khalifah (pemimpin).
Kepemimpinan adalah amanah bagi setiap jiwa, tanggungjawab setiap hamba, amanah dari yang maha adil yang harus ditunaikan oleh setiap raga. Tapi kita tidak akan pernah berhasil memimpin orang lain (others mans) kecuali kita sudah mampu memimpin diri kita sendiri( we start from our self)
Amanah kememimpinan (leadership) adalah sebuah amanah yang sangat besar dan berat, penuh ujian, cobaan, tantangan , baik dari dalam diri kita sendiri maupun dari luar. Kaetahuilah ! tidaklah Allah SWT memberikan amanah yang berat ini kecuali menandakan kemuliaan hal tersebut dan apa yang dihasilkan (atsar)nya. Mungkin anda masih bingung, saya ingin mengajak anda untuk memperhatikan orang yang memetik madu dari sarang lebah, lalu perhatikan apa yang dihasilkan setelah ia berhasil melawati segala rintangannya. Kemudian bandingkan dengan orang yang hanya duduk tanpa melakukan apapun.
Hal ini senada dengan sabda Rasulullah SAW : Afdholul a’mali ahmazuha (al-hadist)                  “ pekerjaan yang paling mulia adalah pekerjaan yang paling berat”.(Terj. Durratu An-nasihin, Hal: 442)
Sebuah amanah pastilah akan dimintai pertanggungjawaban oleh si pemberi amanah, begitu pula dengan hal leadership, pastilah Allah SWT akan memintai kita pertanggungjawaban kelak di hari perhitungan (yaumul hisab).
Maka oleh karena itu, seyogyanya kita mengemban amanah ilahiyah ini dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan hati.                         Rasulullah SAW bersabda:
 Kullukum ra’in wakullukum masulun ‘al ra’iyyatihi
“setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian memiliki tanggun jawab atas apa yang dipimpinnya(al-hadis)
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.   
         Dari ayat di atas ,manusia tidak hanya dituntut untuk mampu memimpin, melainkan manusia juga harus mampu dipimpin, dengan menaati segala perintah sang pemimpin dan menjauhi apa yang ia larang, selama tidak bertentangan dengan al-qur’an dan hadist (during not opposed againts al-qur’an and al-hadis).  
Abu Bakar Asshiddiq pernah berkata : “Patuhilah Aku selama Aku patuh kepada Allah swt dan Rasulullah saw, bila Aku tidak mematuhi Allah swt dan Rasulullah saw, maka jangan patuhi Aku lagi.”
#qãèÎ7®?$# !$tB
Artinya :  Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya[Maksudnya: pemimpin-pemimpin yang membawamu kepada kesesatan.]. amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).(QS. Al-A’raf:3)
Terakhir, kepemimpinan adalah sebuah jalan perjuangan. Setiap orang bisa tersesat dan terjebak jika ia tidak mau menggunakan peta dan kompas yang sudah disediakan, yaitu Alqur’an Dan Al-hadist. Dan ingatlah sekali lagi ! kepemimpinan dan jabatan adalah sebuah jalan perjuangan, bukan tujuan dari sebuah perjuangan.
Sehingga, harapan Penulis melalui buku kecil ini dapat memberikan secercah udara segar yang dapat dinikmati dan dirasa oleh indra, sebagai pemberi motivasi, dan untuk mereformasi jiwa-jiwa yang selama ini salah kafrah tentang kepemimpinan, baik itu jiwa-jiwa ambisi ataupun pengutuk kempemimpinan itu sendiri.
Buku kecil ini pastilah sarat dengan kekurangan dan kesalahan, karena itu kritik dan masukan dari para pembaca sangatlah kami harapkan untuk sebuah perbaikan.  Buya Hamka pernah berkata : “BANYAK kawan saya yang selalu takut mengarang, maju mundur, sehingga tidak pernah mengarang mereka tidak punya keberanian, karena ingin karangannya sempurna. Mana ada di dunia ini yang sempurna”
Semoga buku kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam.
31 Desember 2009
‘abdul faqir lillahi ta’ala
Multazam Za.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar