Meracik Makna

“Apapun alasan yang ada, saya memang senang menulis dan saya akan memenuhi keinginan saya untuk tetap menulis. Jika apa yang saya tulis adalah sesuatu yang benar maka alhamdulillah, tetapi jiika tidak maka astagfirullah. (Hasan alBanna)

Senin, 24 September 2012


(Puisi)
Terjaga oleh lantang-Mu menggema, kantuk
memaksaku enggan bangkit, lewat geliat aku
memilih mengunci hati menutup telinga yang
kian bising.
Memeriksa mata pancing mimpiku beserta
kail yang tadi kutancapkan di seputar
bebatuan. Memilih lantun gelombang dalam
lamun mengombak. Nanar sejauh mata
memandang indah terbentang.
Buih sisa hantaman pecah asin air laut,
memagut sela jemari turutku ikut, melarung
jauh hingga kularut, tersadar menggulung
beringas hilang timbul tenggelam. Letih
teriakku memanggil-Mu dalam kepanikan.
Masih Kau jagakanku di buruk mimpi
sesiang, merintik deras gerimis dari celah
pori merembes basah. Sebentuk takut
sesalan, saat lantang-Mu memanggilku
terabaikan.
Basah hamparan sejadah, malu lakuku pada
kasih-Mu luas terbentang. Sepenuh hatiku
menghiba.
: dalam zikir
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar